Minggu, 20 November 2011

CHAPTER 01: The Lost Melody

Hujan rintik-rintik mulai membasahi pepohonan dan rerumputan, langit terlihat sangat kelam dan kadang terdengar suara gemuruh dari balik awan itu. Suasana yang kelam dan penuh kegelapan itu tampaknya juga sedang menghampiri hati seseorang yang tinggal di sebuah mansion besar yang terletak di kaki gunung.
Di salah satu ruangan mansion itu, tampak seseorang lelaki duduk terdiam sambil memandangi piano di depannya. Dia kemudian menekan tuts demi tuts yang ada di piano dengan jari-jarinya dan secara perlahan jari-jarinya mulai menari dengan cepat mengiringi alunan nada yang muncul seiring tuts-tuts itu dimainkan dan piano itu pun mulai melantunkan sebuah melody.

Sebuah melody yang sangat indah sekali… mengalun begitu tenang sehingga membuat dunia serasa berjalan lambat di sekitar lelaki itu…..
Melody yang terus mengalun itu kemudian mulai terlihat bentuknya menjadi sebuah symphony… sungguh indah sekali….
GRANG!!!!!
Tiba-tiba lelaki itu menggebrak pianonya tepat di saat symphony itu mengalun.
Dengan penuh emosi, lelaki itu merenggut partitur yang ada di depannya dan melemparkannya ke arah pintu ruangan tersebut.

“SIAL !!! KENAPA !!??… kenapa tidak bisa !!???…. Kenapa aku tak bisa menemukan melody berikutnnya….. HUH!!!!”
Lelaki itu tampak sangat putus asa, bahkan dia tidak menyadari kalau saat itu suara pianonya telah membuat terkejut seseorang. Saat itu gadis yang terkejut dengan suara kemarahan lelaki itu segera datang menghampiri ruangan tempat lelaki memainkan pianonya. Gadis berpakain maid itu dengan wajah yang sangat khawatir kemudian berjalan perlahan menghampiri lelaki itu.
“Tuan Vince…. Ada apa…?.. kenapa tuan tiba-tiba terlihat kesal sekali?”

“Tidak… aku tidak apa-apa… hanya saja aku merasa kesal karena tak bisa menyelesaikan symphony ini…”
Gadis itu kemudian mendekati lelaki yang bernama Vince tersebut dan berusaha menenangkan Vince.
“Wajah tuan terlihat pucat sekali, apa tidak sebaiknya tuan beristirahat saja sejenak?”

“Tidak bisa… pertunjukanku.. konser terbesar dalam hidupku tinggal seminggu lagi… jika aku tak bisa selesaikan symphony ini sebelum konserku tiba… maka sia-sialah usahaku selama ini…”
Vince berusaha bangkit dari tempat duduknya namun tampaknya dia sudah kehabisan tenaga sehingga diapun kembali terduduk di tempat duduknya….
“TUAN VINCE!!”
Gadis itu menjadi semakin khawatir dengan keadaan Vince.

“HEHE… padahal hanya ingin mengambil partitur saja aku sudah tak mampu”
Pandangan Vince tampak mengarah ke arah partitur yang baru saja dibuangnya.
“Clea… tolong ambilkan partitur itu…”

Gadis itu mengambil partitur yang telah dibuang Vince dan dia mencoba merapikan kertas partitur tersebut dengan tangannya. Sejenak Clea memperhatikan isi partitur itu…
“Symphony ini… belum selesai… “
“Yeah… memang belum selesai Clea…. karena itu aku ingin menyelesaikannya sebelum konserku ti… ba…”
Vince jatuh pingsan setelah dia menyelesaikan kalimatnya…

" Lanjutannya nanti yah "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar